Rabu, 26 Juni 2019

YANG MANAKAH DIRIMU

PINTAR, CERDAS, ATAU JENIUS

Pintar adalah penguasaan bidang yang dipelajarinya.Orang pintar membutuhkan proses dalam mempelajari seseuatu. misalnya seorang anak yang pintar matematika. Dia akan membutuhkan suau proses untuk dapat memahami pelajaran matematikanya tersebut dalam jangka waktu tertentu. 
Pengetahuan yang diketahui itulah yang membuat dia dinobatkan sebagai orang pintar. Dengan demikian, semua orang berpotensi menjadi pintar, asalkan dibentuk sedemikian rupa.

Cerdas adalah kemampuan menyelesaikan beberapa masalah tanpa pernah mempelajari atau dianggap tidak pernah mempelajari masalah itu. tidak semua orang pintar bisa dibilang cerdas. dan tidak semua orang cerdas bisa dibilang pintar. Misalnya, Beddu tiba-tiba bisa membuat Kambing masuk ke dalam kandang lebih cepat dari pengembalanya, padahal Beddu bukan pengembala Kambing, dan tidak pernah mempelajarinya. Esoknya, Beddu berhasil menyelesaikan persoalan keluarga dari hutang piutang dengan solusi tepat. Dalam waktu yang sama, dia juga membantu memindahkan rumah menggunakan sedikit orang. Akumulasi dari kemampuan Beddu itulah kemudian dia dinobatkan sebagai orang cerdas.
Dengan demikian kata cerdas, tidak tepat jika ditujukan kepada bidang ilmu tertentu. Keliru mengatakan, Beddu cerdas Matematika, cerdas Agama, dan lain-lain.
Jadi, perbedaan pintar dan cerdas dalam menyelesaikan masalah; orang pintar menyelesaikan masalah dari pengetahuan hasil proses pembelajaran terlebih dahulu. Kemudian bekerja berdasarkan pedoman, teori apa yang telah dipelajari. Sedangkan orang cerdas menyelesaikan permasalahan tanpa pedoman, tapi murni bawaan sebagai sifat. Dari mana sumber pengetahuannya? Bermacam-macam. Itulah keunikan orang cerdas.

Jenius. Kata jenius lebih dominan diberikan kepada seseorang yang memiliki bidang pengetahuan tertentu, dan hampir sama dengan pintar. Tapi Jenius memiliki perbedaan dengan orang pintar. Orang Jenius tidak harus membutuhkan proses yang lama dalam memahami sesuatu seperti orang pintar. Pintar matematika, jenius matematika, dan seterusnya. Kemudian, orang jenius terkadang melakukan sesuatu di luar nalar, di luar kebiasaan, hal luar biasa. Itulah sebabnya, orang jenius kadang disangka gila. Misalnya, saat Einstein mengatakan “yang kekal itu hanya energi”. Pernyataannya waktu itu dianggap gila, namun akhirnya terbukti. Itulah jenius.